Telah di kemukakan bahwa kadar
air benih merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi daya simpan benih. Jika
kadar air terlalu tinggi benih dapat memanas karena respirasi dan berbagai
cendawan dapat tumbuh.
Pada benih “kwalitas” atau keunggulan terutama di tentukan oleh sifat-sifat dalam (yang tidak dapat kita lihat) oleh karena itu maka kadang-kadang ada gunanya menyelidiki apakah terdapat sifat-sifat luar yang berkolerasi dengan sifat-sifat dalam. Di samping itu beberapa sifat luar( yang terlihat ), dapat pula mempunyai arti yang langsung, misalnya supaya biji dapat berkecambah dengan baik atau supaya kecambah dapat tumbuh baik, diperlukan putih lembaga banyak.
Pada benih “kwalitas” atau keunggulan terutama di tentukan oleh sifat-sifat dalam (yang tidak dapat kita lihat) oleh karena itu maka kadang-kadang ada gunanya menyelidiki apakah terdapat sifat-sifat luar yang berkolerasi dengan sifat-sifat dalam. Di samping itu beberapa sifat luar( yang terlihat ), dapat pula mempunyai arti yang langsung, misalnya supaya biji dapat berkecambah dengan baik atau supaya kecambah dapat tumbuh baik, diperlukan putih lembaga banyak.
Perkecambahan benih dapat diartikan sebagai dimulainya proses pertumbuhan
embrio dari benuh yang sudah matang ( Taiz and Zeiger 1998). Benih dapat
berkecambah bila tersedia faktor-faktor pendukung selama terjadinya proses
perkecambahan.
Perkembangan benih dipengaruhi oleh faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal).
Perkembangan benih dipengaruhi oleh faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal).
Faktor Dalam
Faktor dalam yang mempengaruhi
perkecambahan benih antara lain :
a. Tingkat kemasakan benih
a. Tingkat kemasakan benih
Benih yang dipanen sebelum tingkat
kemasakan fisiologisnya tercapai tidak mempunyai viabilitas yang tinggi karena
belum memiliki cadangan makanan yang cukup serta pembentukan embrio belum
sempurna (Sutopo, 2002). Pada umumnya sewaktu kadar air biji menurun dengan
cepat sekitar 20 persen, maka benih tersebut juga telah mencapai masak
fisiologos atau masak fungsional dan pada saat itu benih mencapat berat kering
maksimum, daya tumbuh maksimum (vigor) dan daya kecambah maksimum (viabilitas)
atau dengan kata lain benih mempunyai mutu tertinggi (Kamil, 1979).
b. Ukuran benih
Benih yang berukuran besar dan berat
mengandung cadangan makanan yang lebih banyak dibandingkan dengan yang kecil
pada jenis yang sama. Cadangan makanan yang terkandung dalam jaringan penyimpan
digunakan sebagai sumber energi bagi embrio pada saat perkecambahan (Sutopo,
2002). Berat benih berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi
karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan dan berat
tanaman pada saat dipanen (Blackman, dalam Sutopo, 2002).
c. Dormansi
Benih dikatakan dormansi apabila
benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan
pada keadaan yang secara umum dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu
perkecambahan atau juga dapat dikatakan dormansi benih menunjukkan suatu
keadaan dimana benih-benih sehat (viabel) namun gagal berkecambah ketika berada
dalam kondisi yang secara normal baik untuk berkecambah, seperti kelembaban
yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai (Lambers 1992, Schmidt 2002).
d. Penghambat perkecambahan
Menurut Kuswanto (1996), penghambat
perkecambahan benih dapat berupa kehadiran inhibitor baik dalam benih maupun di
permukaan benih, adanya larutan dengan nilai osmotik yang tinggi serta bahan
yang menghambat lintasan metabolik atau menghambat laju respirasi.
Faktor Luar
Faktor luar utama yang mempengaruhi
perkecambahan diantaranya :
a. Air
Penyerapan air oleh benih
dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri terutama kulit pelindungnya dan jumlah
air yang tersedia pada media di sekitarnya, sedangkan jumlah air yang
diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis benihnya, dan tingkat pengambilan
air turut dipengaruhi oleh suhu (Sutopo, 2002). Perkembangan benih tidak akan
dimulai bila air belum terserap masuk ke dalam benih hingga 80 sampai 90 persen
(Darjadi,1972) dan umumnya dibutuhkan kadar air benih sekitar 30 sampai 55
persen (Kamil, 1979). Benih mempunyai kemampuan kecambah pada kisaran air
tersedia. Pada kondisi media yang terlalu basah akan dapat menghambat aerasi
dan merangsang timbulnya penyakit serta busuknya benih karena cendawan atau
bakteri (Sutopo, 2002).
Menurut Kamil (1979), kira-kira 70
persen berat protoplasma sel hidup terdiri dari air dan fungsi air antara lain:
1. Untuk melembabkan kulit biji
sehingga menjadi pecah atau robek agar terjadi pengembangan embrio dan
endosperm.
2. Untuk memberikan fasilitas masuknya
oksigen kedalam biji.
3. Untuk mengencerkan protoplasma
sehingga dapat mengaktifkan berbagai fungsinya.
4. Sebagai alat transport larutan
makanan dari endosperm atau kotiledon ke titik tumbuh, dimana akan terbentuk
protoplasma baru.
b. Suhu
Suhu optimal adalah yang paling
menguntungkan berlangsungnya perkecambahan benih dimana presentase perkembangan
tertinggi dapat dicapai yaitu pada kisaran suhu antara 26.5 sd 35°C (Sutopo,
2002). Suhu juga mempengaruhi kecepatan proses permulaan perkecambahan dan
ditentukan oleh berbagai sifat lain yaitu sifat dormansi benih, cahaya dan zat
tumbuh gibberallin.
c. Oksigen
Saat berlangsungnya perkecambahan,
proses respirasi akan meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan
oksigen dan pelepasan CO2, air dan energi panas. Terbatasnya oksigen yang dapat
dipakai akan menghambat proses perkecambahan benih (Sutopo, 2002). Kebutuhan
oksigen sebanding dengan laju respirasi dan dipengaruhi oleh suhu,
mikro-organisme yang terdapat dalam benih (Kuswanto. 1996). Menurut Kamil
(1979) umumnya benih akan berkecambah dalam udara yang mengandung 29 persen
oksigen dan 0.03 persen CO2. Namun untuk benih yang dorman, perkecambahannya
akan terjadi jika oksigen yang masuk ke dalam benih ditingkatkan sampai 80
persen, karena biasanya oksigen yang masuk ke embrio kurang dari 3 persen.
d. Cahaya
Kebutuhan benih akan cahaya untuk
perkecambahannya berfariasi tergantung pada jenis tanaman (Sutopo, 2002).
Adapun besar pengaruh cahanya terhadap perkecambahan tergantung pada intensitas
cahaya, kualitas cahaya, lamanya penyinaran (Kamil, 1979). Menurut Adriance and
Brison dalam Sutopo (2002) pengaruh cahaya terhadap perkecambahan benih dapat
dibagi atas 4 golongan yaitu golongan yang memerlukan cahaya mutlak, golongan
yang memerlukan cahaya untuk mempercepat perkecambahan, golongan dimana cahaya
dapat menghambat perkecambahan, serta golongan dimana benih dapat berkecambah
baik pada tempat gelap maupun ada cahaya.
e. Medium
Medium yang baik untuk perkecambahan
haruslah memiliki sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap
air dan bebas dari organisme penyebab penyakit terutama cendawan (Sutopo,
2002). Pengujian viabilitas benih dapat digunakan media antara lain substrat
kertas, pasir dan tanah.
No comments:
Post a Comment