A. Tujuan.
Agar mahasiswa dapat
mengetahui dan melakukan proses pembuatan VCO.
1. Alat.
· Alat
parut.
· Panci
· Pisau
· Air.
· Toples
kaca
2. Bahan.
· Kelapa.
C. Cara Kerja.
1. Mengupas
dan mengambil daging kelapa.
2. Marut
daging kelapa.
3. Menimbang
hasil parutan.
4. Mengekstraksi
air : kelapa parut (2 :1).
5. Menyaring
santan tersebut.
6. Mendinginkan
selama 3 jam di dalam kulkas.
7. Memisahkan
santan dan air.
8. Santan
di mixer dengan kecepatan penuh ± 30 menit.
9. Mendiamkan
selama 2 jam.
D. Hasil Pengamatan.
· Kelas
A
Berat
panci + air = 170,9 gram
Berat
panci kosong = 175,9 gram
Berat
kelapa = 1534,9 x 2
Berat
air = 3066,2 ml
· Kelas
B
Berat
panci + air = 1440 gram
Berat
panci kosong = 100 gram
Berat
kelapa = 1370 x 2
Berat
air = 2740 ml
E. Pembahasan.
Virgin Coconut Oil atau VCO yang sering
disebut minyak kelapa murni merupakan minyak kelapa yang diproses tanpa
pemurnian, dan tanpa pemanasan. Minyak VCO mengandung asam laurat yang tinggi
sekitar (45 - 55%). Asam laurat adalah lemak jenuh dengan rantai sedang atau
disebut trigliserida rantai sedang (Medium Chain Triglycerida atau MCT).
Kandungan
yang terdapat dalam VCO antara lain :
· Energi
6,8 kalori/gram.
· Lemak
jenuh 92%, lemak tak jenuh ganda 2%, lemak tak jenuh tunggal 6%.
· Asam
kaproat 0,4 – 0,6%, asam kaprilat 5 – 10%, asam kaprat 4,5 – 8%, asam laurat 43
– 51%, asam miristat 16 – 21%, asam palmitat 7,5 – 10%, asam stearat 2 – 4%,
asam oleat 8 – 10%, asam linoleat 1 – 25%.
Minyak
kelapa murni atau virgin coconut oil
(VCO) dibuat dari daging kelapa segar (bukan kopra). Hal ini sangat berbeda
dengan proses pembuatan minyak goreng dari kopra, dimana diperlukan bahan-bahan
kimia untuk proses pemurniannya.
Dalam
pembuatan VCO tidak terlalu sulit, bahkan teknologi pembuatan VCO telah
dilakukan oleh nenek moyang kita secara turun temurun. Namun cara tradisional
perlu dibenahi agar kualitas VCO yang dihasilkan lebih baik. Disamping
teknologi yang di terapkan sangat sederhana, bahan baku pun tersedia melimpah
di Indonesia. Oleh karenanya, pembuatan VCO sangat memungkinkan untuk
diterapkan oleh petani di pedesaan sekalipun.
Kandungan
kimia yang paling utama atau tinggi dalam sebutir kelapa yaitu air, protein,
dan lemak. Ketiga senyawa tersebut merupakan jenis emulsi dengan protein
sebagai emulgatornya. Emulsi adalah cairan yang terbenrtuk dari campuran dua
zat atau lebih yang sama, dimana zat yang satu terdapat dalam keadaan terpisah
secara halus atau merata di dalam zat yang lain. sementara yang dimaksud dengan
amulgator adalah zat yang berfungsi untuk mempererat (memperkuat) emulsi
tersebut. Dari ikatan tersebut protein akan mengikat butir-butir minyak kelapa
dengan satu lapisan tipis sehingga butir-butir minyak tidak akan bisa bergabung,
demikian juga dengan air. Emulsi tersebut tidak akan pernah pecah, karena masih
ada tegangan muka protein air yang lebih kecil dari protein minyak
Minyak kelapa (VCO)
baru bisa keluar jika ikatan emulsi tersebut dirusak. Untuk merusak emulsi
tersebut banyak sekali cara, yaitu dengan sentrifugasi, pengasaman, enzimatis,
dan pancingan. Masing-masing cara tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan.
Namun, secara umum teknologi tersebut sangat aplikatif.
Proses
pembuatan minyak kelapa murni secara umum sebagai berikut :
a. Kelapa
dikupas dengan cara memisahkan antara daging buah dengan kulit sabut dan
tempurungnya, lalu airnya dibuang. Kelapa yang sudah dikupas ditempatkan dalam
satu wadah dan siap untuk di parut.
b. Kelapa
diparut dan dikumpulkan dalam wadah yang cukup besar, agar hasil parutan tidak
berhamburan.
c. Parutan
kelapa dicapur dengan air bersih, lalu diperas. Hasil perasan kelapa di tampung
di dalam toples plastik. Proses pemerasan dilakukan dua kali. Jadi, ampas hasil
perasan pertama dicampur lagi dengan air bersih, lalu diperas dan hasil perasan
disaring dan ditampung di dalam toples plastik. Proses pemerasan ini sangat
penting dan harus segera dilakukan, karena jika hasil parutan kelapa terlalu
lama didiamkan rasanya akan asam dan tidak bisa menghasilkan VCO.
d. Air
hasil perasan yang ada di toples plastik didiamkan sekitar 2 jam, sehingga
terdapat 2 lapisan. Lapisan atas adalah kanil (krim), dan bagian bawah adalah
air (skim).
e. Setelah
air terbuang, proses selanjutnya kanil (krim) dapat diolah dengan berbagai
metode yaitu sentrifugasi, pancingan, pengasaman, fermentasi, dan enzimatis.
f. Selanjutnya
akan terbentuk tiga lapisan, lapisan pertama berada paling bawah adalah air,
lapisan kedua berada ditengah adalah blondo dan lapisan ketiga yang paling atas
minyak.
g. Minyak
yang berada di lapisan atas adalah minyak VCO, karena itu harus ditampung di
tempat bersih dan hiegenis (toples plastik atau lainnya). Cara mengambil minyak
dengan memasukkan selang kecil, lalu disedot dan ditampung dalam wadah yang
telah disiapkan.
h. Untuk
menghindari masuknya bakteri dan membuang kadar air, lakukan penyaringan.
Penyaringan ini sangat penting agar selain kadar air 0,015%, juga supaya minyak
tidak berbau tengik.
Sentrifugasi
merupakan salah satu pembuatan VCO dengan cara mekanik, pembuatan VCO dengan
sentrifugasi juga dikelompokan menjadi tiga, yaitu pembuatan santan, pembuatan
VCO serta penyaringan. Pemutusan ikatan lemak protein pada santan dilakukan
dengan pemutaran (pemusingan), yaitu dengan gaya sentrifugal karena berat jenis
minyak dan air berbeda, maka setelah dilakukan sentrifugasi keduanya akan
terpisah dengan sendirinya. Kunci dari pembuatan VCO dengan sentrifugasi yaitu
kecepatan pemutaran, yaitu 20.000 rpm dengan waktu yang dibutuhkan sekitar 15
menit.
Pembuatan
VCO dengan sentrifugasi memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihannya
:
a. Berwarna
jernih dan berbau khas minyak kelapa.
b. Daya
simpan sekitar 10 tahun.
c. Proses
pembuatannya sangat cepat, hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit.
d. Kandungan
asam lemak rantai sedang tidak mengalami denaturasi, demikian juga dengan
kandungan antikosidannya.
Kekurangannya
:
a. Membutuhkan
biaya yang mahal untuk alat sentrifuge
b. Membutuhkan
tenaga listrik yang cukup tinggi sehingga bisa menambah biaya produksi.
Pada
praktikum yang telah lakukan yaitu dengan menggunakan mixer sebagai alat
sentrafugasi dalam memutar santan, dalam proses sentrafugasi praktikan melakukan
selama 30 menit dengan lama pendiaman 2 jam sehinga cukup untuk membuat
kestabilan emulsi terganggu, molekul minyak menjadi semakin kecil, dan
permukaan minyak menjadi besar, sehingga protein yang ada tidak cukup untuk
menyelubungi semua molekul minyak dan minyak yang tidak terselubungi akan
keluar dari emulsi dan terpisah, emulsi dalam maksud-maskud tertentu
diuasahakan stabil tetapi dalam maksud yang lain justru dirusak untuk memecah
lapisan penstabil emulsi dengan kecepatan perputaran yang tinggi.
Pada
praktikum yang dilakukan terjadi pemisahan dengan adanya gaya sentrafugal
karena perbedaan berat jenis, minyak dengan berat jenis yang lebih ringan
dibandingkan dengan air, sehingga minyak akan terkumpul di bagian atas.
F.
Kesimpulan
Dalam pembuatan VCO
tidak memerlukan waktu yang lama dan proses pembuatanya tidak terlalu sulit,
artinya cara ini bisa dilakukan oleh siapa saja baik petani maupun industri
rumah tangga karena alat dan bahan yang mudah diperoleh.
Materi
asistensi bapak Hendro dan ibu Darmini
Amin Sarmidi.
2009. “Aneka peluang bisnis dari kelapa”. Lily publisher. Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment