A. Tujuan
Mahasiswa dapat
mengetahui cara pengolahan teh hitam
B. Bahan dan Alat
Bahan :
Pucuk teh segar dan
air.
Alat :
Timbangan, tambir,
oven, hand spayer.
C. Cara Kerja
1.
Sortasi pucuk teh
menjadi petikan halus = p+2 (
B+2M ) dan petikan kasar = P+4,(
B+4.)
2.
Masing-masing
kelompok menimbang teh 100 gr
3.
Lakukan pelayuan dengan
oven suhu 800C dan pada saat pelayuan sering dibolak-balik. Pelayuan
dihentikan apabila pucuk dilipat tidak patah.
4.
Dinginkan teh yang
telah dilayukan, lalu ditimbang.
5.
Lakukan pengulungan dan
sekaligus fermentasi pada ruangan dengan kelembaban 90-95%, dan catat suhu
ruangan.
6.
Lakukan variasi lama
fermentasi 45 menit
dan 75 menit pada setiap jenis petikan.
7.
Lakukan pengeringan
dengan oven pada suhu 1000C sampai kering.
8.
Dinginkan, lalu timbang
pucuk teh kering tersebut.
9.
Hitung persentase layu,
derajat layu dan rendemen masing-masing perlakuan.
Rumus :
%
layu =
|
Derajat
layu =
|
Rendemen
(%) =
|
D. Hasil Pengamatan
1.
Kelompok 1 ph f 45
Berat
pucuk segar = 100 gram
Berat
pucuk layu = 80 gram
Berat
pucuk kering = 15 gram
·
Derajat layu = x
100 %
= x 100 %
= 18,75 %
·
Persentase layu = x
100 %
= x 100 %
= 80 %
·
Rendemen = x 100 %
= x 100 %
= 24,10 %
2.
Kelompok II ph f 75
Berat
pucuk segar = 100 gr
Berat
pucuk layu = 85 gr
Berat
pucuk kering = 35 gr
·
Derajat layu = x
100 %
= x 100 %
= 43,75 %
·
Persentase layu = x
100 %
= x 100
= 85 %
·
Rendemen = x 100 %
= x 100 %
= 35 %
3.
Kelompok III pk f
45
Berat
pucuk segar = 100 gr
Berat
pucuk kering = 15 gr
Berat
pucuk layu = 40 gr
·
Derajat layu = x
100 %
= x 100 %
= 37,5 %
·
Persentase layu = x
100 %
= x 100
= 85 %
·
Rendemen = x 100 %
= x 100 %
= 15 %
4.
Kelompok IV pk f 75
Berat
pucuk segar = 100 gr
Berat
pucuk kering = 25 gr
Berat
pucuk layu = 90 gr
·
Derajat layu = x
100 %
= x 100 %
= 27,8 %
·
Persentase layu = x
100 %
= x 100
= 90 %
·
Rendemen = x 100 %
= x 100 %
= 25 %
E. Pembahasan
Pengolahan
daun teh dimaksudkan untuk mengubah komposisi kimia didalam daun teh segar
secara terkendali, sehingga menjadikan bahan olahan yang memunculkan
sifat-sifat yang dikehendaki pada air seduhannya seperti warna, aroma dan rasa
yang disukai para pecinta minuman teh. Bahan kimia yang terkandung didalam daun
teh terdiri dari empat kelompok yaitu substansi fenol ( catechin dan flavanol ), substansi bukan fenol ( pectin, resin, vitamin dan mineral ),
substansi aromatik dan enzim-enzim. Perubahan kimia yang terjadi didalam daun
teh khususnya untuk teh hitam dilakukan dengan pelayuan penggulungan/Penggilingan,
fermentasi dan pengeringan serta sortasi.
Dalam
proses pengolahan praktikum yang dilakukan adalah mengolah daun teh hitam pada
jenis teh orthodok. Adapun proses pengolahannya dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1.
Sortir Pucuk
Dilakukan
dengan rumus pemetikan yaitu petikan halus P + 2 (B + 2m)
Dipilih dengan cara memetik pucuk yang muda ( medium ) 55 – 60 % sebanyak 2 helai dan terdapat peko ( pucuk
yang masih anakan ).
2.
Pelayuan
Daun
teh yang telah disortir dimasukkan kedalam oven untuk mlangsungkan proses
pelayuan daunnya pada suhu 80ºC sampai layu. Selama proses pelayuan daun teh
dilihat selang waktu 15 menit dan dibolak balik daunnya hingga akan berakibat
merata proses pelayuan tersebut, sehingga daun teh akan mengalami
perubahan-perubahan yaitu terjadi reaksi fisik maupun kimiawi.
a. Perubahan
Fisik, terjadi penurunan kadar air
dalam daun teh. Hasil pelayuan yang baik ditandai
dengan pucuk layu yang berwarna hijau kekuningan, tidak mengering, tangkai muda
menjadi lentur, bila digenggam terasa lembut dan bila dilemparkan tidak akan
buyar serta timbul aroma yang khas seperti buah masak.
b.
Perubahan
Kimiawi,terjadi peningkatan enzim polifenol oksidase ( rasa teh ), peruraian
protein, dan peningkatan kafein sehingga menghasilkan keadaan bau yang sedap.
3.
Penggilingan
Setelah
dilakukan proses pelayuan daun, selanjutnya adalah proses
penggilingan/penggulungan. Penggilingan dilakukan bersamaan dengan proses
fermentasi didalam suatu ruangan yang terjaga kelembabannya yaitu 90-95%, pada
praktikum menggunakan ruangan AC yang kelembabannya terjaga. Proses
perlakuannya adalah hasil dari pelayuan tadi, daun yang sudah layu ditaruh
diatas tampa lalu dilakukan penggulungan daun menggunakan penekanan tangan
secara hati-hati, yaitu dengan tidak menggiling daun dengan cara digenggam
berakibat menurunkan kualitas hasil terhadap aroma dan rasa.
Lamanya
waktu penggilingan selama ± 90 menit dan alat hand sprayer yang berisi air dipercikkan/ disemburkan ke udara akan
mengenai daun selama penggilingan yang berfungsi sebagai pengganti “Humidifier”
(di pabrik), untuk mempertahankan kelembaban ruangan. Perlakuan hand sprayer
dilakukan secara berulang-ulang hingga waktu selesai. Jadi inti dari proses
penggilingan ini berfungsi untuk mendapatkan
bentuk lajur yang ergonomik ( memar ) yang merata sehingga memudahkan proses
fermentasi terjadi.
4. Fermentasi
Proses fermentasi seperti
dijelaskan pada bagian penggilingan bahwa perlakuannya adalah diruangan yang
kelembabannya terjaga berkisar antara 90 – 95 %. Untuk suhu AC diruangan yang
digunakan adalah ±20 – 23ºC sesuai suhu standarisasi fermentasi. Proses
penggilingan dan fermentasi juga sistem pengolahan teh yang saling berhubungan
erat untuk terbentuknya warna dan bau spesifik.
Secara kimia, selama proses
pengilingan merupakan proses awal terjadinya oksimatis yaitu bertemunya polifenol dan enzim polifenol oksidase
dengan bantuan oksigen. Penggilingan akan mengakibatkan memar yang diupayakan
merata dan dinding sel pada daun teh menjadi rusak serta cairan sel akan keluar
dipermukaan daun secara rata. Proses ini merupakan dasar terbentuknya mutu teh.
Selama proses ini berlangsung, katekin akan diubah menjadi substansi theaflavin
dan thearubigin yang merupakan komponen karakteristik penting baik terhadap strength
( kekuatan ), Brisknees ( Kesegaran
), colour (warna), sensation ( rasa ) maupun brisk aromatic
( aroma cepat ) pada air seduhan teh hitam serta quality of tea.
5. Pengeringan
Merupakan kegiatan pengeringan teh
hitam orthodok yang dilakukan dengan oven pada praktikum yaitu suhu 100ºC
sampai keadaan daun benar-benar kering. Praktikum yang dilakukan memerlukan
waktu ± 30 menit untuk pengeringan tersebut ditandai dengan bila
ranting-ranting dipatahkan menggunakan tangan akan terlihat bunyi patahan yang khas.
Sebenarnya output dari proses ini sudah dapat dikatakan sebagai teh hitam meski
masih memerlukan proses lebih lanjut untuk memisahkan dan mengklasifikasikan
teh berdasarkan kualitasnya. Untuk itu diperlukan proses sortasi.
Proses pengeringan ini bertujuan
untuk menghentikan proses oksimatis ( aktivitas enzim ) pada saat seluruh
komponen kimia penting dalam daun teh telah secara optimal terbentuk,
yaitu mempertahankan sifat-sifat yang
diperoleh selama proses fermentasi (warna, aroma dan rasa). Proses ini menyebabkan kadar air dalam daun
teh turun menjadi 2-3%
dan ketahanan terhadap perkembangbiakkan jamur.
Dari
hasil praktikum yang dilakukan terhadap pengolahan teh hitam tersebut
menghasilkan bubuk teh kering sesuai jenis sortiran pucuk. Bahwa persentase
terhadap derajat layu yang dihasilkan setelah proses pelayuan daun adalah 37,5%, 27,8 % untuk petikan kasar sedangkan untuk petikan
halus 18,75 %, 43,75% Derajat layu merupakan
perbandingan antara berat pucuk kering yang dihasilkan setelah pelayuan didalam
oven dan berat pucuk layu dihasilkan setelah proses fermentasi. Dengan
persentase derajat layu kurang dari standarisasi yang berlaku yaitu 44 – 46 %
diakibatkan karena dibatasinya bahan daun teh yang disortir untuk diolah yaitu
masing-masing kelompok sebanyak 100
gram. Kemudian untuk persentase layu yang dihasilkan dari perbandingan buat
yang kasar 45’ menghasilkan 85 %, kasar 75’menghasilkan 90% sedangkan
untuk halus 45’ 80% dan halus 75’ 85%. Untuk rendemen
yang dihasilkan berat pucuk segar adalah 24,10
%, 35 %, 15 % dan 25 %
dengan hasil rendemen tersebut bahwa kualitas hasil teh hitam termasuk kualitas
baik yaitu realisasinya rendemen terhadap standarisasi yang berlaku mendekati 23 % dan melebihi 23 %.
F. Kesimpulan
Hasil dari
praktikum yang telah di lakukan dapat disimpulkan :
1.
Proses pengolahan teh
hitam jenis orthodok ini secara keseluruhan sangat penting namun yang
terpenting dilakukan adalah saat proses penggulungan dan fermentasi, karena
proses tersebut dengan kelembaban yang tejaga 90 – 95 % melalui percikkan udara
dari hand sprayer akan mempertahankan aroma, warna dan rasa dari seduhan teh.
2.
Semakin muda daun teh, semakin ringan dalam
proses pengolahan nya dan sebaliknya.
G. Daftar Pustaka
Bapak Paiman
Sarjono Atmanto. Diktat Pengolahan Hasil Perkebunan Teh.
Achmad Imron Rosyadi. 2001. Efisiensi
Penggunaan Sumber Daya Untuk Memproduksi Teh Hitam Berkelanjutan. Bandung: Disertasi, Universitas Padjajaran.
No comments:
Post a Comment