Baca: Efesus 6:1-4
Dan kamu, Bapak-bapak, janganlah bangkitkan kemarahan di dalam hati anak-anakmu ... (Efesus 6:4)
Alanda
Kariza adalah putri pejabat bank yang terlilit kasus hukum dan
terancam 10 tahun penjara dan denda 10 miliar. Di blognya, Kariza
menulis demi mendapat opini teman-temannya tentang
ketidakadilan yang dialami ibunya. Namun, ia justru kebanjiran
simpati dan dukungan. Ketika ditanya apa cita-citanya, Kariza
hampir selalu menjawab: ”Saya ingin membuat Ibu bangga dengan
terus berprestasi.”
Banyak
orangtua takut menjadi tua. Takut ditinggal hidup sendiri di rumah
jompo yang sekalipun mewah, tetapi jauh dari anak cucu. Bagai
burung tua yang menunggu mati di ”sarang yang kosong” setelah
anak-anak dewasa dan mandiri. Namun sebenarnya orangtua tak perlu
mengalami hal ini jika sejak dini mereka membangun relasi keluarga
berdasarkan ketaatan pada firman Tuhan. Yakni, agar anak taat dan
hormat pada orangtua. Di lain pihak, meminta orangtua agar tidak
membuat anak-anaknya marah (ayat 1-4). Bagaimana orangtua membuat
anaknya marah? Jika orangtua tak punya waktu untuk membangun
komunikasi dan memberi perhatian yang cukup untuk anak, dengan alasan
harus bekerja keras demi masa depan anak. Sikap ini justru secara
langsung menunjukkan sikap egois orangtua. Jika orangtua rindu
anak-anak tetap hormat, peduli, dan mengasihi, sejak dini orangtua
harus membangun kasih dan kepedulian. Bukan dengan kasih
materialistis—membanjiri anak-anak dengan materi tanpa kehadiran
orangtua.
Jika
hubungan seperti ini ada dalam keluarga, yakinlah bahwa kerinduan
anak ialah selalu ingin membuat orangtua bangga. Seperti Kariza yang
bangga dan mendampingi ibunya dalam setiap sidang. Bangunlah
relasi keluarga yang sehat sebelum terlambat —SST
Sumber: Renungan Harian. Yayasan Gloria. Penulis, Susanto
No comments:
Post a Comment