A. Tujuan :
Agar
mahasiswa mengetahui kandungan minyak dari mesocarp dan inti.
B. Alat dan Bahan :
· Alat
:
1.
Gunting,
2.
Oven,
3.
Soxlet,
4.
Erlenmayer,
5.
Eksikator,
6.
Labu,
7.
Waterbath,
8.
Neraca analitik,
9.
Alat titrasi,
10. Alat
destilasi,
11. Kompor
pemanas,.
· Bahan
:
1.
Brondolan sawit,
2.
N.
Heksan,
3.
Koh
0,1 N,
4.
Indicator PP.
C. Cara Kerja :
1.
Menyiapkan alat dan bahan.
2.
Memisahkan mesocarp dengan karnel.
- Memotong atau mencacah mesocarp dan inti.
- Menimbang kertas saring, mesocarp, kernel dan labu.
- Memasukkan potongan mesocarp dan kernel kedalam kertas kantong saring.
- Mengekstrak dengan N heksan kedalam soxlet, sampai bening sambil dihitung sikulasinya.
- Kantong saring yang berisi ampas diambil dari soxlet.
- Memisahkan minyak dengan N heksan dengan alat destilasi.
- Sisa N heksan di uapkan dengan kompor pemanas.
- Mendinginkan dalam eksikataor
- Menimbang minyak (gram).
- Menghitung persentase minyak.
D.
HASIL
PENGAMATAN
Diketahui berat mesocarp:
Bersih
kertas saring : 0,8834
Kertas
saring + mesocarp : 9,2292
Berat
mesocarp : 8,3458
Diketahui berat inti
Berat
kertas saring : 1,1848
Kertas
saring + inti : 5,3478
Berat
inti :
4,163
Perhitungan
:
Berat
labu godok + mesocarp =156,8 - 150,7 gr
=
6,1 gr
Berat
labu godok + inti = 180,8 – 179,4 gr
=
1,41 gr
Jadi,
kadar persen mesocarp dan inti adalah sebagai berikut :
x 100 % = 73, 09 %
x 100% = 33,63 %
E.
PEMBAHASAN
Dalam pembentukan minyak
di dalam buah berlangsung selama 24 hari, yaitu pada saat buah mulai masak.
Panenan yang dilakukan sebelum proses pembentukan minyak selesai akan
mengakibatkan hasil minyak yang kurang dari semestinya. Pemanenan sesudah
proses pembentukan minyak selesai, akan merugikan karena banyak buah yang lepas
dari tandannya dan jatuh ke tanah.
Dalam
praktikum telah dilakukan pula analisa kadar minyak dari buah kelapa sawit
yaitu dengan cara mengekstraksi mesocarp (sabut) yang sebelumnya telah dicacah
dengan pisau lalu ditaruh pada kertas saring dan selanjutnya dimasukkan kedalam
soxlet.
Ekstraksi
ini dilakukan dengan menggunakan larutan N-Heksan yang disiramkan pada cacahan
mesocarp yang ada didalam soxlet tersebut, tunggu sirkulasi berlangsung sampai
larutan N-Heksan yang dimasukkan berubah menjadi bening. Larutan N-Heksan
disini berperan sebagai pelarut minyak yang ada pada mesocarp (sabut).
Prosesnya, ketika N-Heksan dimasukkan kedalam soxlet dengan sendirinya Larutan
N-Heksan akan turun membawa minyak.
Proses
selanjutnya, ambil labu dan minyak lalu didestilasi sampai N-Heksan terambil
sehingga yang tersisa hanya minyak saja. Lalu panaskan dalam oven dengan suhu
80oC selama 30 menit, kemudian dinginkan dalam eksikator dan timbang
berat minyak tersebut.
Dari hasil perhitungan di atas menyatakan
bahwa kandungan minyak dalam mesocarp (sabut) lebih tinggi yaitu 73,09
% dibandingkan dengan kandungan minyak yang ada
pada inti kelapa sawit yaitu 33,63 % yang artinya bahwa kandungan minyak yang
terdapat pada mesocarp lebih banyak yang dihasilkan dari pada inti kelapa
sawit. Hal ini mungkin dapat terjadi karena buah yang digunakan sudah alum
artinya tidak segar lagi atau buah restant sehingga minyak yang dihasilkan
lebih sedikit dari yang diharapkan.
Mesocarp mengandung
kadar minyak rata-rata sebanyak 56%, inti (kernel) mengandung minyak sebesar
44%, dan endocarp tidak mengandung minyak, Minyak kelapa sawit seperti umumnya
minyak nabati lainnya adalah merupakan senyawa yang tidak larut dalam air,
sedangkan komponen penyusunnya yang utama adalah trigliserida dan
nontrigliserida.
F. KESIMPULAN
Dari
hasil praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. kandungan minyak yang terdapat pada mesocarp
lebih banyak yaitu 73,09 % dibandingkan
dengan kandungan yang terdapat pada inti (kernel) yaitu 33,63 %,
2. Fungsi destilasi adalah untuk memisahkan
antara minyak dengan larutan N-Heksan.
DAFTAR PUSTAKA
Assistensi dari assisten / dosen pengolahan hasil produksi , Kampus Politeknik LPP Yogyakarta.
Lubis, Addin U,
1992, Kelapa Sawit di Indonesia, Pusat Penelitian Perkebunan : Marihat
No comments:
Post a Comment