A. Tujuan :
Mahasiswa
dapat mengetahui proses sterilisasi brondolan kelapa sawit dan dapat mengetahui
cara menghitung rendemen.
B. Alat dan bahan :
· Alat
:
1. Ember,
2. Alat
pengepres,
3. Autuclaf,
4. Oven,
5. Corong
pemisah,
6. Timbangan,
7. Beaker
glass,
8. Kain
blanco.
· Bahan
:
TBS Kelapa sawit.
C. Cara Kerja :
1.
Menyiapkan alat dan bahan.
2.
Bronddol TBS yang ada, lalu brondolan
tersebut, ditimbang.
3.
Mensterilisasi buah pada suhu 1210C
selama ± 30 menit.
4.
Mempress buah tersebut dengan tekanan
400 bar.
5.
Menimbang berat kosong beaker glass.
6.
Menampung minyak kasar dalam beaker
glass yang telah ditimbang.
7.
Menimbang minyak kasar.
8.
Memanaskan minyak kasar dengan oven atau
waterbath dengan suhu < 1000C sampai mencair.
9.
Memisahkan minyak bersih (CPO) dan
sludge dengan corong pemisah.
10. Menimbang
minyak bersih dan sludge.
11. Menghitung
rendemen minyak kasar, minyak bersih dengan sludge.
D. Hasil Pengamatan
:
1. Diketahui
:
· Berat
TBS =
1430 gram.
· Berat
beaker glass I + kain blanco =
527,5 gram.
· Berat
bekar glass I + minyak kotor =
220,06 gram.
· Berat
beaker glass II =
102,7 gram.
· Berat
beaker glass II + minyak CPO =
201,9 gram.
· Berat
beaker glass III =
192,8 gram.
· Berat
beaker glass III + air =
102,8 gram.
· Berat
beaker glass IV =
220,6 gram.
· Berat
beaker glass IV + sludge =
354,7gram
2. Perhitungan
:
· Berat
minyak kotor = Berat beaker glass I +
kain blanco - (Berat beaker glass +minyak kotor)
= 527,5 gram - 220,06
gram
= 306,45 gram.
· Berat
minyak nersih = (Berat beaker glass II +
minyak CPO) - Berat beaker glass II
= 201,9 gram - 102,7
gram
= 99,2 gram.
· Berat
air = (Berat beaker glass III +
air) - Berat beaker glass III
= 192,8 gram - 102,8
gram
= 10 gram.
· Berat
sludge = (Berat beaker glass IV + sludge)
- Berat beaker glass IV
= 354,7gram - 220,6
gram
= 134,64 gram.
·
=
0,2143 x 100%
=
21,43%.
·
·
·
E.
PEMBAHASAN
Dari hasil praktikum yang telah
dilakukan mengenai hasil
praktikum (Sterilisasi) proses pengolahan minyak kelapa sawit di pabrik, jelas
berbeda
dengan praktikum yang dilakukan di labolatorium. Berikut adalah tahapan-tahapan secara garis besar dalam proses
pengolahan minyak kelapa sawit, yaitu : penimbangan TBS,
penimbunan TBS (loading rump), perebusan (sterillizer station), penebahan buah
(threshing station), pelumatan atau penghancuran (digester), pengempaan
pressing ( deperycarping station), cernel recovery station, pemurnian minyak
(Clarification station), incinirator.
Tujuan dari pada proses perebusan (
sterilisasi ) yaitu :
a. Menghentikan
aktifitas atau menonaktifkan suatu enzim
lipase yang merupakan katalisator dalam proses penguraian minyak menjadi
gliserol dan ALB ( Asam Lemak Bebas ) sehingga kenaikan ALB tersebut dapat
dicegah.
b. Mengumpulkan
atau mengkoagulasikan protein atau bahan-bahan yang mengandung zat putih telur
dalam daging buah, agar protein tersebut tidak ikut serta/terekstrak dengan
minyak kasar dari hasil pengepresan atau ekstraksi karena dapat mengakibatkan
emulsi.
c. Menguraikan
zat-zat lendir dengan cara hydrolisasi, karena zat ini akan menyulitkan
pemisahan air dengan minyak dalam klasifikasi.
d. Membunuh
mikroba sehingga bahan menjadi lebih awet.
e. Melunakkan
daging buah (mesocarp) sehingga mempermudah pengadukan diketel
peremas/pengaduk.
f. Mempermudah
buah lepas dari tandan pada penebahan/perontokkan.
g. Merenggangkan/melekangkan
inti buah dari tempurung, untuk mempermudah pemecahan biji pada cracker.
h. Membantu
ekstraksi minyak pada kempa-kempa.
Dengan pemanasan ini
maka protein yang ada pada dinding sel permeabel terhadap minyak. Selain itu
pemanasan menyebabkan viskositas atau kekentalan minyak menjadi turun sehingga
minyak lebih mudah mengalir keluar dari jaringan.
i.
Untuk mempermudah tahap pengolahan
berikutnya yaitu pada proses penjernihan minyak. Pada penjernihan minyak,
minyak akan dipisahkan dari ALB nya dan protein yang terekstrak, tetapi dengan
adanya pemanasan ini maka terdapatnya ALB dan protein akan sedikit sehingga
pemisahannya relatife lebih mudah dan cepat.
Dalam proses sterilisasi ini kita harus
mengetahui faktor – fakror yang sangat berpengaruh dalam proses pengolahan
sehingga nantinya mendapatkan rendemen minyak kelapa sawit yang maksimal. Pada
proses sterilisasi dengan alat autoklaf, berondolan direbus selama ±30 menit
dengan suhu 1210C. Dalam distribusi waktu pengolahan selama
sterilisasi dibagi menjadi empat bagian, yaitu: pengeluaran udara, waktu untuk
mencapai tekanan yang diperlukan, waktu untuk sterilisasi berondolan
(pengaturan suhu dan timer otomatis), pengeluaran uap air. Dalam proses perebusan ini harus dengan suhu yang tepat, jika
suhunya lebih besar maka dapat mengakibatkan brondolan menjadi gosong,
sebaliknya jika waktu terlau singkat kadar minyak belum optimal artinya masih
menggumpal. Oleh karena itu dalam distribusi autoklaf pengaturan suhu, tekanan dan waktu pada awalnya dapat
diatur dengan teliti dan akhirnya berhenti secara otomatis. Namun, hal ini juga
perlu diperhatikan agar tetap mengontrolnya. Jadi, dari penjelasan diatas
mengenai maksud perebusan menghentikan reaksi enzim lipase terbukti dengan suhu
55ºC enzim lipase dapat berhenti. Setelah selesai sterilisasi, bila dalam waktu
akan dilakukan pengambilan berondolan terlalu lama, maka akan banyak minyak
hilang (3%) menguap keudara serta kernel berwarna kehitaman (gelap).
Berdasarkan hasil praktikum bahwa
rendemen minyak bersih (CPO) yang didapatkan adalah 6,93%, sedangkan rendemen
CPO standar pengolahan adalah 21 – 22%.TBS. Disini terjadi perbedaan rendemen yang
sangat jauh terhadap standar yang berlaku. Setelah diamati praktikan menemukan
beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan rendemen brondolan dengan TBS.
Faktor penyebab perbedaan rendemen tersebut antara
lain sebagai berikut :
a. Pada
saat pengupasan sabut dengan inti kurang cepat sehingga minyak yang tadinya
sudah mencair pada saat perebusan menjadi menyatu kembali dengan sabut karena
buah sudah dingin.
b.
Pada saat pengepresan tekanan kurang
maksimal dan juga kapasitas kain blanco terlalu banyak sehingga banyak
kandungan minyak yang masih melekat didalam alat pengepres dan banyaknya minyak
kasar yang tercecer pada saat pengepresan
Catatan :
Perlu
diketahui juga bahwa setelah dilakukan pengepresan dan mendapatkan minyak kasar
lalu ditampung pada beaker glass yang dipanaskan dengan oven pada suhu 90ºC
selama ±30 menit. Tujuannya adalah untuk menjadikan keadaan minyak panas
sehingga memudahkan pemisahan antara air, minyak bersih (CPO) dan kotoran
(sludge) didalam corong pemisah.
F.
KESIMPULAN
Hasil dari praktikum yang telah di
lakukan dapat disimpulkan :
1. Berdasarkan
hasil praktikum bahwa rendemen minyak bersih (CPO) yang didapatkan adalah 6,93%,
2. Kemasakan
buah atau tandan sangat berpengaruh untuk menentukan suatu rendemen
3. Sterilisasi dalam praktikum berbeda dengan di pabrik
yaitu dengan terlebih dahulu buah/brondolah dilepas atau dipisahkan dari TBS
kemudian dimasukkan dalam alat perebusan sterilisasi “Autoklaf“.
Daftar
Pustaka
Tim Standarisasi Pengolahan Kelapa Sawit. DIREKTORAT
JENDRAL PERKEBUNAN.1997.“PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DAN PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK KELAPA SAWIT. Jakarta.
No comments:
Post a Comment