LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG I
PENGENALAN
ALAT DAN PROSES PENGOLAHAN GULA
DI
PT. LAJU PERDANA INDAH
PG.
KOMERING - SUMATERA SELATAN
Disusun oleh :
Nama : Nopriarto Raja GukGuk
Nim : 13.02.001
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
POLITEKNIK LPP
YOGYAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK)
semakin
pesat, hal tersebut tidak akan berguna jika tidak didukung oleh sumber daya manusia
yang terampil dalam bidangnya. Disini
peran Sumber Daya Manusia juga sangat penting
untuk diperhatikan demi menunjang
kelangsungan sebuah
perusahaan.
Menyadari hal tersebut maka PT. LAJU PERDANA INDAH memberikan kesempatan kepada mahasiswa Politeknik LPP Yogjakarta. Untuk
mengikuti pendidikan Praktek Kerja
Lapangan ini dilaksanakan
di PG. Komering – Sumatera Selatan dengan alasan mesin-mesin produksi yang digunakan sesuai dengan jurusan
teknik.
1.2.
Maksud dan Tujuan Praktek
Tujuan yang
ingin dicapai dalam Praktek Kerja Lapangan di PG. Komering – Sumatera Selatan ini ialah
:
1.
Untuk memenuhi kurikulum
Politeknik LPP Yogyakarta.
2. Menyesuaikan teori
dengan praktek di lapangan.
3. Mempelajari proses pembuatan gula kristal putih, dari bahan baku tebu
sampai menjadi Gula
Kristal Putih (GKP).
4. Pengenalan alat-alat proses pengolahan gula dan memahami cara kerja mesin
dan cara perawatannya.
5. Menambah pengalaman tentang dunia kerja, setelah selesai nanti agar
mudah beradaptasi di dunia kerja
1.3.
Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan
Dalam
pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
ini, penulis hanya mencakup pengenalan alat, data alat
dan cara kerja alat tersebut serta proses pengolahan gula secara umum yang dilakukan di PG. Komering
– Sumatera Selatan.
1.4.
Metode Penyusunan Laporan
Laporan
ini
ditulis berdasarkan hasil
kegiatan Praktek Kerja Lapangan di PG. Komering
– Sumatera Selatan sedangkan metode yang
digunakan untuk penulisan sebagai berikut :
1. Pengamatan
secara langsung terhadap
kinerja sesungguhnya.
2. Wawancara dengan
pihak yang berkompeten dibidangnya.
1.5.
Sistematika
Penulisan
Sistematika penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut :
BAB I :
Pendahuluan
BAB II :
Profil Perusahaan
BAB III :
Dasar Teori
BAB IV :
Alat dan
Proses Pengolahan Gula
BAB V : Kesimpulan
1.6.
Tempat dan waktu pelaksanaan
Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di PT LAJU
PERDANA INDAH - Pabrik Gula KOMERING, pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di mulai tanggal 22 juni 2015 sampai
dengan tanggal 14 agustus 2015.
BAB
II
DASAR
TEORI
3.1.
PROSES PEMBUATAN GULA PG KOMERING
Truk membawa tebu dari kebun sebelum masuk ke
pabrik terlebih dahulu truk melewati timbangan untuk mengetahui berapa berat
tebu yang dibawa truk, dengan persyaratan supir memberikan kepada operator
SPTA, SIM, dan KTP. Kemudian operator mengimput data seperti (NO. Kendaraan,
nama supir, No. SPTA, Jenis tebangan) , kemudian pastikan supir berada di luar
truk. Dan posisi truk berada tepat di platform jembatan timbang, lalu input
pada monitor. Setelah data-data selesai, data-data di save dan di print, lalu
print “label sample sugar cane” pada kertas SPTA tersebut tepat di belakang
kertas. Jika penimbangan sudah terinput, persilakan truk untuk keluardari
jembatan timbang, dan arahkan ke cane yard atau tempat penampungan tebu,
penurunan tebu pada pabrik LPI ada 2 cara yaitu menggunakan cane unloading
crane dan dengan menggunakan truck tipper, setelah itu tebu tebu diletakana
pada meja tebu (feeding table) yang berfungsi untuk meletakkan
dan mengatur jumlah tebu dari Emplacement
ke gilingan yang akan diumpankan ke
Main Cane Carrier
(MCC),
didalam pabrik Laju Perdana
Indah tetdapat 2 meja tebu.Tebu
yang diletakkan diatas meja akan tergeser oleh sapuan rantai penghantar yang
terpasang pada dasar plat meja.
Rantai di gerakkan oleh motor, dari Feeding
I ke Feeding II,
Meja tebu ada 2 unit, kapasitas satu meja tebu kurang lebih 29 ton.
Kemudian tebu jatuh ke main cane carier
(mcc) alat ini Berfungsi sebagai alat pengangkut tebu
yang dijatuhkan oleh cane feeding table
untuk dibawa ke cane knife leveler
yang selanjutnya membawa tebu melewati carding
drum, feed drum, dan hummer shredder, hammer shredder adalah
alat kerja yang ada di cane
preparation yang digunakan untuk menghancurkan cacahan tebu yang dibawa oleh
main cane carrier dan diumpankan oleh
feed drum hingga berbentuk serabut,
setelah itu tebu dibawa oleh Elevator Shredder/ belt konfeyor yang
berfungsi untuk membawa tebu yang telah menjadi serabut hasil kerja dari hammer shredder untuk diumpankan ke unit
gilingan, sebelum masuk ke unit gilingan tebu melewati magnet yang bertujuan
untuk mengambil logam atau besi baja yg terikut pada tebu, setelah itu tebu
masuk ke cut mill yang berfungsi sebagai ppengatur masuk nya tebu ke unit giliran 1, proses pemerahan juice di PG. Komering dikerjakan dengan
menggunakan
lima unit
mesin gilingan yang masing-masing
mesin
gilingan terdiri
dari
tiga buah roll (feed roll,
top roll, feed roll dan bagasse rol). Dan di mesin gilingan
terdiri dari dua skraper (skraper Top roll, skraper bagasse roll).
Fourth
roll, berfungsi sebagai penerima dan pengumpan ampas tebu yang keluar dari
chute mill untuk diumpankan kepada feed roll. Top roll,
berfungsi untuk menarik ampas tebu masuk ke bukaan atas, kemudian kebukaan muka
dan belakang, sekaligus memerah nira. Feed roll, berfungsi untuk menerima ampas
yang diumpankan oleh top roll dan sebagai landasan penekan top roll untuk
memerah nira.
Bagasse
roll, berfungsi untuk menerima ampas yang diumpankan oleh feed roll dan sebagai
landasan top roll untuk memerah nira. Pada gilingan 1 sabut tebu di perah nira
nya hasil perahan juice pada gilingan 1 akan di pompa ke rotary screen untuk
disaring antara juice dari ampas nya dan kemudian juice akan di tampung pada
juice tank dan akan di pompa pada stasiun pemurnian, pada gilingan diberi air
imbibisi hasil dari pemerah gilingan 3, setelah itu ampas di bawa oleh
intermidiate carier menuju gilingan 2 hasil dari pemerahan gilingan 2 di pompa
ke rotary screen untuk disaring antara juice dan ampas, nira di tampung pada juice tank untuk di pompa
ke stasiun pemurnian, pada gilingan 2 diberikan imbibisi dari hasil pemerahan
dari gilingan 4, kemudian ampas dibawa oleh intemidiate carier menuju gilingan
3 hasil pemerahan juice dari giligan 3 di berikan untuk imbibisi pada gilingan
1 pada gilingan 3 diberi air imbibisi dari hasih perahan pada gilingan 5,
kemudian ampas di bawa oleh intermidiate carier menuju gilingan 4 hasil perahan
juice pada gilingan 4 di pompa untuk pemberian imbibisi pada gilingan 2 pada
gilingan 4 di beri air imbibisi dari hot water tank dengan suhu80 0c-
85 0c sebanyak 30%,kemudian
ampas di bawa oleh intermidiate carier menuju gilingan 5 hasil perahan juice
dari gilingan 5 di gunakan sebagai imbibisi pada gilingan 3 dan ampas nya
digunakan sebagai bahan bakar boiler.
Nira mentah hasi dari gilingan di pompa
ke stasiun proses (pemurnian) dan di tampung pada tanki Mixed Juice, di dalam
tanki mixed juice di tambahkan P2O5 (Phosfat cair)
minimal 250 ppm dengan pH 6,8 – 7,2,
kemudian nira di pompa ke juice heater I, II, III, dengan suhu 70-750C
yang berfungsi untuk mematikan jasat renik, menguapkan protein atau zat putih
telur / lilin, untuk mempercepat reaksi pencampuran susu kapur. Setelah dari
juice heater I, II, III, nira di campur dengan susu kapur menggunakan alat
Mizer (mengatur pH 7,2 – 7,5), lalu nira masuk ke juice heater IV, V dengan
suhu 100-1050C. Kemudian nira di pompa ke tanki flash tank yang
berfungsi untuk menghilangkan gelembung – gelembung udara yang muncul akibat
pemanas. Setelah dari tanki flash tank nira masuk ke clarifier, sebelum masuk
ke clarifier nira di tambah cairan flokulant yang berfungsi untuk mengikat
reaksi penggumpalan atau molekul – molekul kotoran. Nira masuk ke clarifier
untuk memisahkan antara nira jernih dengan kotoran atau lumpur secara kontinyu.
Hasil dari nira jernih masuk ke DSM Screen untuk di saring kotorannya kembali,
setelah dari DSM Screen nira di tampung ke clear juice, dan nira siap masuk ke
proses penguapan. Sedangkan nira kotor atau hasil endapannya, di leburkan
kembali ke tanki Mud kemudiandi pompa ke tanki Mud feed mixer dengan penambahan
bagacilo sebagai bahan penapisan. Nira tapis tersebut masuk ke Rotary Vacum
Filter (RVF) yang berfungsi untuk memisahkan nira yang masih terkandung
kotoran. Hasil nira RVF turun ke tanki filtrade kemudian di pompa kembali ke
Mixed Juice untuk di murnikan kembali, sedangkan kotorannya (Blotong) masuk ke
penampungan Blotong untuk di sebar ke lahan sebagai pupuk.
Pada
clear juice nira jernih di pompa ke juice heater VI untuk mempercepat proses
penguapan, pada pada stasiun penguapan nira jernih dari pemanas (juice heater)
VI pada Stasiun pemurnian, diuapkan airnya hingga memperoleh nira kental dengan
derajat tertentu.
Mekanisme proses pada stasiun ini yaitu
nira jernih diuapkan secara bertahap, mulai dari bahan penguapan pertama dan
terakhir pada badan penguapan yang bekerja secara seri (Quadruple Effect).
Proses penguapan terlebih dahulu terjadi
pada badan penguapan I, yang di beri uap bekas dari turbin. Uap bekas masuk ke
badan penguapan I dengan temperatur 1200C, sebelum juice masuk ke BP
(Badan Penguapan) terlebih dahulu BP II, III, IV, V di panaskan dengan suhu uap
bekas dengan secara continyu dari uap BP
sebelumnya. Kemudian nira (juice) masuk 1/3 dari pipa dan masuk ke pipa-pipa
calandria, setelah juice masuk ke BP I, juice di panaskan dengan uap bekas suhu
1200C sehingga terjadi tekanan BP I 104,1 KPa, setelah di panaskan uap nira bekas BP I masuk ke BP
II dan sisa uapnya di bleeding, kemudian untuk nira masuk ke BP II dan untuk
kondensat BP I untuk mensuplay air di boiler. Setelah BP I nira di panaskan
kembali di BP II dengan suhu 1050C dan sehingga mendapat tekanan 49
KPa, Kemudian uap nira (juice) bekas BP II masuk
ke BP III dan sisa uapnya ke bleeding.
Lalu nira dari BP II masuk ke BP III, dan untuk kondensat dari BP II menjadi
air panas dan di tampung ke hot water
tank. Begitu seterusnya untuk BP III, IV, V, dengan uap nira dan kevakuman
yang berbeda. BP III : nira dipanas dengan uap bekas bersuhu 900C,
dan kevakuman 11,0 KPa. BP IV : nira dipanas dengan uap bekas bersuhu 800C,
dan kevakuman 31,5 KPa. BP V : nira dipanaskan dengan uap bekas bersuhu 650C,
dan kevakuman 20 KPa. Kondensat BP III, IV, V ke hot water tank. Uap BP V di pompa ke kondensor kemudian di sepray
dengan menggunakan pompa injeksi (air pendingin), lalu masuk ke pump house
untuk di dinginkan kembali. Sedangkan nira hasil dari penguapan di tampung pada
syrup tank.
Pada syrup tank di
pompa ke raw boiling, Nira kental yang sudah di uapkan (syrup) digunakan
sebagai bahan masakan pada pan C dengan di campr fondant (bibit gula) sebanyak
2000 cc dan di campur dengan B mool sebagai pembesaran kristal. Lama masakan
pada pan C ialah 8 jam, setelah itu masakan di turunkan pada penampung C seed
receiver dan di pompa di CVP C sebagai pembesaran kristal dengan di beri
makanana B mool. Setelah kristal mencapai ukuran 0,3 – 0,4 mm setelah itu hasil
masakan turun ke C mascuite receiver, kemudian di dinginkan pada palung
pendingin (Vertikal Crystalizer) agar mool lebih melekat pada kristal. Kemudian
C mascuite di panaskan pada reheater,
setelah di panaskan C mascuite di kirim ke putaran (centrifugal) untuk di
pisahkan anatara kristal dengan moolnya. Hasil putaran masakan C menghasilkan C
magma dan C mool (final molasses). C mool (final molasses) akan ditimbang untuk
mengetahui beratnya , kemudian di pompa ke tanki penimbunan molasses dan di gunakan
sebagai bahan baku etanol.
C magma di gunakan
sebagai bahan masakan pada pan B, dengan penambahan A mool sebagai pembesaran
kristal dengan ukuran kristal 0,6 – 0,7 mm, waktu masakan 4 jam. Masakan di
turunkan di B seed receiver dan di pompa ke CVP B, di tambah A mool sebagai
penguatan kristal. Hasil dari CVP B turun ke C mascuite receiver, dan di
tampung ke feed mixer sebagai penampungan sementara, lalu masuk ke centrifugal
B untuk di pisahkan kristal dengan larutan induknya (molasses). Hasil dari centrifugal
B, B magma dan B mool. B mool digunakan sebagai pembesaran kristal pada pan C
dan CVP C.
B magma digunakan sebagai bahan masakan
A, dengan penambahan syrup sebagai pembesaran kristal, dengan ukuran kristal
0,8 -1,1 mm waktu masakan 2 jam. Masakan
di turunkan di A seed receiver dan di pompa ke CVP A, di tambah syrup sebagai
penguatan dan pembesar kristal . Hasil dari CVP A turun ke A mascuite receiver,
dan di tampung ke feed mixer sebagai penampungan sementara, lalu masuk ke
centrifugal A untuk di pisahkan kristal dengan larutan induknya (molasses).
Hasil dari centrifugal A1, A magma dan A mool. A mool di gunakan sebagai
pembesar kristal pada pan B dan CVP B, A magma di pompa ke penampungan A magma
receiver, dan di tampung ke feed mixer sebagai penampungan sementara agar
material yang masuk ke centrifugal tidak terlalu deras. lalu masuk ke
centrifugal A1 untuk di pisahkan kristal dengan larutan induknya (molasses).
Hasil dari centrifugal A2 ialah A mool dan gula A2, yang akan di leburkan
kembali pada stasiun purification dan di bawa dengan belt conveyor.
Pada stasiun Purification gula A2 di
lebur kembali pada raw melter menggunakan air panas dengan suhu 80 0c
– 850c setelah di lebur liquor di pompa ke dsm screen untuk di
saring kembali, hasil dari dsm screen di tampung pada tangki raw liquor
kemudian di pompa ke karbonator didalam
karbonator terjadi pencampuran
susu kapur dengan gas CO2 untuk menaikan ph dan menjernikan liquor hasil dari
karbonator di tampung pada karbonator tank, dari karbonator tank liquor di
pompa ke filter press untuk di saring kembali dengan pencampuran filter aid
agar liqur tidak menempel pada kain penyaring nya, hasil dari filter press di
tampung dalam tangki fine liquor.
Pada tangki fine liquor di pompa ke tick
liquor tank pada stasiun refinery, Liquor masuk ke badan vacum pan I, dengan
pyurity tertentu. Jika timbul kristal palsu tambahkan air panas untuk
menghilangkannya. Jika kekentalan sudah tercapai masukkan seed yang di ambil
dari vacuum seed,lalu buka air panas untuk merapatkan kristalnnya untuk
pertumbuhan kristal feeding material RO1 untuk pembesar kristal dan untuk
menaikan level ketinggian masakan. Selama pertumbuhan kristal jaga kestabilan
masakan dan mencegah timbulnya kristal palsu, jika timbul kristal palsu gunakan
air panas untuk menghilangkannya. Waktu masakan pada badan vacum pan R1 selama
2 jam dengan brix 89-90 setelah itu masakan diturunkan pada penampungan R1
mascuite receiver dan feed mixer kemudian masuk ke stasiun putaran
(centrifugal) untuk di pisahkan antara gula A1 (gula produk) dan RO1. RO1 di
tampung pada tanki RO1 yang akan digunakan sebagai pembuatan seed pada refinery
badan vacum pan 2 dengan penambahan fondan (bibit gula) sebanyak 200cc lama
waktu masak 4 jam dengan brix 8-90. hasil dari refinery badan vacum pan 2
ditampung pada R02 mascuite dan feed mixer kemudian masuk ke stasiun putaran
(centrifugal) untuk di pisahkan antara larutan kristal dengan induknya seed
(magma) dan RO2. Seed di gunakan sebagai bibit gula pada refinery badan vacum
pan 1, dan RO2 ditampug pada tanki penampung
RO2 kemudian di pompa pada tanki syrup.
Stasiun
finishing merupakan tempat untuk proses terakhir dalam pembuatan gula produk di
mana di stasiun finishing gula dibawa oleh screw conveyor dan bucket elevator
kemudian gula di keringkan pada refined sugar dryer dan didinginkan pada
refined sugar cooler, setelah didinginkan gula turun pada ayakan scalping untuk
dipisahkan dengan gula-gula yang menggumpal
akan turun pada lump discharge conveyor dan akan di leburkan kembali
pada lump melter, gula yang tidak menggumpal akan turun pada dryer dischage conveyor
dan bucket yang akan di tampung pada blending bins, dari penampungan blending bins, kemudian gula
turun pada bins dischage conveyor dan bucket elevator dan gula melewati magnet
bertujuan untuk mengambil gram gram atau logam yang ada pada gula, kemudian
gula di saring pada refined sugar screen untuk memisahkan gula ukuran 0,8-1,1
mm dengan debu gula atau gula halus. Gula dengan ukuran 0,8-1.1 mm akan di
tampung pada refined sugar bins kemudian di timbang pada sugar weiger dengan
berat neto 50 kg, debu gula atau gula halus akan di lebur kembali pada lump
melter.
No comments:
Post a Comment