BAB III
METODE
PENELITIAN
A.
Tempat
dan Waktu
Penelitian
dilakukan di kebun Terpadu
Politeknik LPP yang bertempat di Desa Sempu RT I Kelurahan Wedomartani,
Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman Yogyakarta pada bulan Februari hingga April
2015.
B.
Alat
dan Bahan
1. Alat
yang digunakan
pada
penelitian ini alat yang digunkan antara lain alat semprot (sprayer mini)
knapsack, cangkul, masker, sarung tangan, meteran, papan nama, ember, tali,
kerangka kawat, plastik, timbangan, dan oven.
2. Bahan
yang digunakan
Pada penelitian ini bahan yang digunakan antara lain
hamparan gulma, herbisida kontak (gramoxone)
bahan aktif paraquat diklorida, dan air.
C. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian
ini mengunakan satu perlakuan dengan tiga aras, yaitu dosis herbisida yang
diberikan sesuai anjuran, dosis lebih 1x anjuran dan dosis lebih 2x anjuran.
Adapun rincian dan metode perlakuannya sebagai berikut :
1. D
– 1 : Penyemprotan herbisisida sesuai dosis anjuran 110 ml/15 liter air.
2. D
– 2 : Penyemprotan herbisida dosis lebih 1x anjuran 220 ml/15
liter air.
3. D
– 3 : Penyemprotan herbisida dosis lebih 2x anjuran 330 ml/15 liter air.
D.
Tata
Laksana
Berikut adalah tahapan-tahapan
pelaksanaan dalam penelitian:
1. Observasi
dan penentuan letak
Lahan yang digunakan diusahakan homogen
artinya lahan tersebut belum mengalami kontak herbisida sebelumnya.
2. Pembuatan
petak
a. Petak
dibuat 3 petakan dengan ukuran panjang 4 meter dan lebar 2 meter dengan jarak
petak satu ke petak yang lain 1,5 meter.
b. Beri
patok pada setiap ujung petakan kemudian bentangkan tali yang sudah disiapkan
sebagai batas petakan satu dengan petakan yang lain.
c. Setiap
petakan diberi papan label sebagai tanda setiap perlakuan herbisida; D – 1
untuk papan label dosis sesuai anjuran (110 ml/15 liter air), D – 2 untuk papan
label dosis lebih 1x anjuran (220 ml/15 liter air), dan D – 3 untuk papan label
dosis lebih 2x anjuran (330 ml/15 liter air).
E.
Teknik
Aplikasi Herbisida
Dalam pelaksanaan
pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida, pelaksana harus memahami
beberapa hal penting yang berkaitan dengan teknis aplikasinya. Beberapa hal
tersebut meliputi kalibrasi alat, dosis herbisida yang diperlukan, pencampuran
herbisida dan kualitas air pelarut, serta waktu aplikasi.
1. Kalibrasi
alat
Kalibrasi alat dapat diartikan sebagai cara untuk
menghitung kebutuhan (volume) larutan persatuan luas (ha). Ketepatan hasil
kalibrasi sangat menentukan efektifitas dan efisiensi biaya pengendalian gulma.
jumlah kebutuhan larutan sangat tergantung pada jenis alat semprot (sprayer),
nozzle, ketepatan jalan penyemprot, kondisi gulma, dan kondisi areal perkebunan
(topografi).
Kalibrasi
alat dengan langkah-langkah kerja sebagai berikut:
a. Diukur
flow rate larutan (output) semprotan (liter/menit) dengan
cara menampung larutan yang keluar dari nozzle selama satu menit, kemudian
larutan tersebut diukur/ditakar.
b. Diukur
lebar semprotan (m).
c. Diukur
kecepatan jalan penyemprot (m/menit).
d. Menentukan
panjang lintasan yakni dengan 25 meter dengan 4 kali jalan.
e. Menentukan
volume air yang digunakan untuk luasan panjang lintasan.
f. Penyemprotan
kalibrasi dilakukan dengan 3 kali ulangan.
g. Kemudian
menghitung volume larutan yang dibutuhkan, waktu yang dibutuhkan dan dan dosis
herbisida yang dibutuhkan, jumlah campuran larutan air, dan herbisida serta
tenaga kerja.
Adapun
langkah dilakukanya penelitian ini dalam kalibrasi alat yaitu untuk mengetahui standart
efisiensi penggunaan dari herbisida dosis anjuran, dosis lebih 1x anjuran, dan
dosis lebih 2x anjuran. Sehingga kita dapat mengetahui pengaruh dosis herbisida
yang efektif dan efisien terhadap pertumbuhan gulma.
Rumus
kalibrasi alat :
Keterangan :
T
: waktu yang dibutuhkan dalam luasan yang ditanya.
T1: waktu yang dibutuhkan dalam luasan petak
contoh
V
: volume yang dibutuhkan dalam luasan yang ditanya
V1:
volume yang dibutuhkan dalam luasan petak contoh
L1
: Luasan petak contoh
L2
: luasan lahan yang ditanya.
Dari
hasil kalibrasi alat, diperoleh nilai dari rerata 3x ulangan jalan yaitu 2,67
liter air dengan waktu yang dibutuhkan 158,47 detik. Larutan yang dibutuhkan
dalam 1 ha adalah 190,71 liter air/ha dengan dosis yang digunakan sesuai
anjuran menurut rekomendasi yaitu 110 ml/15 liter air, dan herbisida yang
dibutuhkan 1,40 liter/ha. Dalam 1 ha dibutuhkan ulangan penyemprotan sebanyak
12,71 kali/13 kali ulangan dengan waktu 3,14 jam.
F.
Variabel
Pengamatan
Berikut adalah tahapan-tahapan yang akan
dilakukan untuk pengambilan data:
1. Analisis
Vegetasi
Analisis vegetasi
dilakukan dengan dua metode yakni metode kuadrat dan metode garis. Untuk
mencari metode kuadrat dan garis, kita harus mengetahui kerapatan gulma,
frekuensi gulma dan dominasi gulma. Ketika kita sudah mengetahui ketiga hal
tersebut, kita bisa mengetahui jenis gulma yang dominan dilahan tersebut, dan
mencari SDR dari dua metode tersebut. Kerapatan adalah jumlah individu suatu
jenis tumbuhan pada tiap petak contoh. Frekuensi jenis tumbuhan adalah berapa
jumlah petak contoh yang memuat jenis tersebut dari sejumlah petak contoh yang
dibuat. Dominasi nisbi dinyatakan dalam istilah kelindungan (coverage) atau biomassa dari kemampuan jenis tumbuhan
dalam petak contoh.
2. Metode
kuadrat
Besaran yang dihitung umumnya berupa :
a. Kerapatan mutlak suatu jenis = jumah
individu jenis itu dalam petak contoh.
b. Dominasi
Nisbi
c. Frekuensi
mutlak suatu jenis
d. SDR
suatu jenis =
e. Komposisi
gulma “C” adalah untuk menentukan apakah gulma tersebut homogen atau heterogen
3. Tingkat
Keracunan Gulma
Pengamatan ini dilakukan untuk
mengetahui tingkat keracunan pada gulma dapat dilihat dari warna gulma seperti
hijau, hijau kekuningan, kekuningan, kuning kecoklatan, dan coklat. Dengan
memberi nilai “+” semakin banyak nilai “+” maka tingkat kematian gulma semakin
tinggi. Pengamatan disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 1. Nilai tingkat keracunan gulma
Nilai tingkat
keracunan
|
Warna daun
|
+
|
Hijau
|
++
|
Hijau
kekuningan
|
+++
|
Kekuningan
|
++++
|
Kuning
kecoklatan
|
+++++
|
Coklat/mati
|
4. Tingkat
kematian gulma
Pengamatan ini dilakukan untuk
mengetahui gejala gulma dengan memberikan skor/ nilai gejala. Seperti gulma
terbunuh sempurna, gulma hidup hanya sebagian kecil, efek herbisida memuaskan,
efek herbisida tidak memuaskan pada tiap dosis yang berbeda. Pengamatan
disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Nilai tingkat
kematian gulma
|
Keterangan
|
1
|
Gulma terbunuh
sempurna
|
2
|
Gulma hidup
sebagian kecil
|
3
|
Efek herbisida
memuaskan
|
4
|
Efek herbisida
tidak memuaska
|
5
|
Coklat/mati
|
Sumber:
Buku petunjuk praktikum analisis vegetasi
No comments:
Post a Comment