Friday 4 March 2016

Laporan alat dan proses pembuatan gula

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG I

PENGENALAN ALAT DAN PROSES PENGOLAHAN GULA
DI PT. LAJU PERDANA INDAH
PG. KOMERING - SUMATERA SELATAN


Disusun oleh :
Nama :  Nopriarto Raja GukGuk
Nim    :  13.02.001

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
POLITEKNIK LPP
YOGYAKARTA

2015




                                                                       BAB I                                          
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) semakin pesat, hal tersebut tidak akan berguna jika tidak didukung oleh sumber daya manusia  yang  terampil  dalam  bidangnya.  Disini  peran  Sumber  Daya Manusia juga sangat penting untuk diperhatikan demi menunjang kelangsungan sebuah perusahaan.
Menyadari hal tersebut maka PT. LAJU PERDANA INDAH memberikan kesempatan kepada mahasiswa Politeknik LPP Yogjakarta. Untuk mengikuti pendidikaPraktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan di PG. Komering – Sumatera Selatan dengan alasan mesin-mesin produksi yang digunakan sesuai dengan jurusan teknik.

1.2.       Maksud dan Tujuan Praktek
Tujuan yang ingin dicapai dalam Praktek Kerja Lapangan di PG. Komering – Sumatera Selatan ini ialah :
1. Untuk memenuhi kurikulum Politeknik LPP Yogyakarta.
2. Menyesuaikan teori dengan praktek di lapangan.
3. Mempelajari  proses pembuatan gula kristal putih, dari bahan baku  tebu sampai menjadi Gula Kristal Putih (GKP).
4. Pengenalan alat-alat proses pengolahan gula dan memahami cara kerja mesin dan cara perawatannya.
5. Menambah pengalaman tentang dunia kerja, setelah selesai nanti agar mudah beradaptasi di dunia kerja


1.3.       Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan
Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini, penulis   hanya mencakup pengenalan alat, data alat  dan cara kerja alat tersebut serta proses pengolahan gula secara umum yang dilakukan di PG. Komering – Sumatera Selatan.

1.4.       Metode Penyusunan Laporan
Lapora ini   ditulis   berdasarkan   hasil   kegiatan   Prakte Kerja Lapangan di PG. Komering – Sumatera Selatan sedangkan metode yang digunakan untuk penulisan sebagai berikut :
1.  Pengamatan secara langsung terhadap kinerja sesungguhnya.
2.  Wawancara dengan pihak yang berkompeten dibidangnya.

1.5.       Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut :
BAB I                : Pendahuluan
BAB II              : Profil Perusahaan
BAB III                         : Dasar Teori
BAB IV                         : Alat dan Proses Pengolahan Gula
BAB V              : Kesimpulan

1.6.       Tempat dan waktu pelaksanaan
Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di PT LAJU PERDANA INDAH - Pabrik Gula KOMERING, pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di mulai tanggal 22 juni 2015 sampai dengan tanggal 14 agustus 2015.

BAB II
DASAR TEORI

3.1.       PROSES PEMBUATAN GULA PG KOMERING
   Truk membawa tebu dari kebun sebelum masuk ke pabrik terlebih dahulu truk melewati timbangan untuk mengetahui berapa berat tebu yang dibawa truk, dengan persyaratan supir memberikan kepada operator SPTA, SIM, dan KTP. Kemudian operator mengimput data seperti (NO. Kendaraan, nama supir, No. SPTA, Jenis tebangan) , kemudian pastikan supir berada di luar truk. Dan posisi truk berada tepat di platform jembatan timbang, lalu input pada monitor. Setelah data-data selesai, data-data di save dan di print, lalu print “label sample sugar cane” pada kertas SPTA tersebut tepat di belakang kertas. Jika penimbangan sudah terinput, persilakan truk untuk keluardari jembatan timbang, dan arahkan ke cane yard atau tempat penampungan tebu, penurunan tebu pada pabrik LPI ada 2 cara yaitu menggunakan cane unloading crane dan dengan menggunakan truck tipper, setelah itu tebu tebu diletakana pada meja tebu (feeding table) yang berfungsi untuk meletakkan dan mengatur jumlah tebu dari Emplacement ke gilingan yang akan diumpankan ke Main Cane Carrier  (MCC), didalam pabrik Laju Perdana Indah tetdapat 2 meja tebu.Tebu yang diletakkan diatas meja akan tergeser oleh sapuan rantai penghantar yang terpasang pada dasar plat meja. Rantai di gerakkan oleh motor, dari Feeding I ke Feeding II, Meja tebu ada 2 unit, kapasitas satu meja tebu kurang lebih 29 ton.
Kemudian tebu jatuh ke main cane carier (mcc) alat ini Berfungsi sebagai alat pengangkut tebu yang dijatuhkan oleh cane feeding table untuk dibawa ke cane knife leveler yang selanjutnya membawa tebu melewati carding drum, feed drum, dan hummer shredder, hammer shredder adalah alat kerja yang ada di cane preparation yang digunakan untuk menghancurkan cacahan tebu yang dibawa oleh main cane carrier dan diumpankan oleh feed drum hingga berbentuk serabut, setelah itu tebu dibawa oleh Elevator Shredder/ belt konfeyor yang berfungsi untuk membawa tebu yang telah menjadi serabut hasil kerja dari hammer shredder untuk diumpankan ke unit gilingan, sebelum masuk ke unit gilingan tebu melewati magnet yang bertujuan untuk mengambil logam atau besi baja yg terikut pada tebu, setelah itu tebu masuk ke cut mill yang berfungsi sebagai ppengatur masuk nya  tebu ke unit giliran 1, proses pemerahan juice di PG. Komering dikerjakan dengan menggunakan  lima  unit  mesin  gilingan  yang  masing-masing  mesin gilingan terdiri dari tiga buah roll (feed roll, top roll, feed roll dan bagasse rol). Dan di mesin gilingan terdiri dari dua skraper (skraper Top roll, skraper bagasse roll).
Fourth roll, berfungsi sebagai penerima dan pengumpan ampas tebu yang keluar dari chute mill untuk diumpankan kepada feed roll. Top roll, berfungsi untuk menarik ampas tebu masuk ke bukaan atas, kemudian kebukaan muka dan belakang, sekaligus memerah nira. Feed roll, berfungsi untuk menerima ampas yang diumpankan oleh top roll dan sebagai landasan penekan top roll untuk memerah nira.
Bagasse roll, berfungsi untuk menerima ampas yang diumpankan oleh feed roll dan sebagai landasan top roll untuk memerah nira. Pada gilingan 1 sabut tebu di perah nira nya hasil perahan juice pada gilingan 1 akan di pompa ke rotary screen untuk disaring antara juice dari ampas nya dan kemudian juice akan di tampung pada juice tank dan akan di pompa pada stasiun pemurnian, pada gilingan diberi air imbibisi hasil dari pemerah gilingan 3, setelah itu ampas di bawa oleh intermidiate carier menuju gilingan 2 hasil dari pemerahan gilingan 2 di pompa ke rotary screen untuk disaring antara juice dan ampas,  nira di tampung pada juice tank untuk di pompa ke stasiun pemurnian, pada gilingan 2 diberikan imbibisi dari hasil pemerahan dari gilingan 4, kemudian ampas dibawa oleh intemidiate carier menuju gilingan 3 hasil pemerahan juice dari giligan 3 di berikan untuk imbibisi pada gilingan 1 pada gilingan 3 diberi air imbibisi dari hasih perahan pada gilingan 5, kemudian ampas di bawa oleh intermidiate carier menuju gilingan 4 hasil perahan juice pada gilingan 4 di pompa untuk pemberian imbibisi pada gilingan 2 pada gilingan 4 di beri air imbibisi dari hot water tank dengan suhu80 0c- 85 0c  sebanyak 30%,kemudian ampas di bawa oleh intermidiate carier menuju gilingan 5 hasil perahan juice dari gilingan 5 di gunakan sebagai imbibisi pada gilingan 3 dan ampas nya digunakan sebagai bahan bakar boiler.
Nira mentah hasi dari gilingan di pompa ke stasiun proses (pemurnian) dan di tampung pada tanki Mixed Juice, di dalam tanki mixed juice di tambahkan P2O5 (Phosfat cair) minimal 250 ppm dengan  pH 6,8 – 7,2, kemudian nira di pompa ke juice heater I, II, III, dengan suhu 70-750C yang berfungsi untuk mematikan jasat renik, menguapkan protein atau zat putih telur / lilin, untuk mempercepat reaksi pencampuran susu kapur. Setelah dari juice heater I, II, III, nira di campur dengan susu kapur menggunakan alat Mizer (mengatur pH 7,2 – 7,5), lalu nira masuk ke juice heater IV, V dengan suhu 100-1050C. Kemudian nira di pompa ke tanki flash tank yang berfungsi untuk menghilangkan gelembung – gelembung udara yang muncul akibat pemanas. Setelah dari tanki flash tank nira masuk ke clarifier, sebelum masuk ke clarifier nira di tambah cairan flokulant yang berfungsi untuk mengikat reaksi penggumpalan atau molekul – molekul kotoran. Nira masuk ke clarifier untuk memisahkan antara nira jernih dengan kotoran atau lumpur secara kontinyu. Hasil dari nira jernih masuk ke DSM Screen untuk di saring kotorannya kembali, setelah dari DSM Screen nira di tampung ke clear juice, dan nira siap masuk ke proses penguapan. Sedangkan nira kotor atau hasil endapannya, di leburkan kembali ke tanki Mud kemudiandi pompa ke tanki Mud feed mixer dengan penambahan bagacilo sebagai bahan penapisan. Nira tapis tersebut masuk ke Rotary Vacum Filter (RVF) yang berfungsi untuk memisahkan nira yang masih terkandung kotoran. Hasil nira RVF turun ke tanki filtrade kemudian di pompa kembali ke Mixed Juice untuk di murnikan kembali, sedangkan kotorannya (Blotong) masuk ke penampungan Blotong untuk di sebar ke lahan sebagai pupuk.
   Pada clear juice nira jernih di pompa ke juice heater VI untuk mempercepat proses penguapan, pada pada stasiun penguapan nira jernih dari pemanas (juice heater) VI pada Stasiun pemurnian, diuapkan airnya hingga memperoleh nira kental dengan derajat tertentu.
Mekanisme proses pada stasiun ini yaitu nira jernih diuapkan secara bertahap, mulai dari bahan penguapan pertama dan terakhir pada badan penguapan yang bekerja secara seri (Quadruple Effect).
Proses penguapan terlebih dahulu terjadi pada badan penguapan I, yang di beri uap bekas dari turbin. Uap bekas masuk ke badan penguapan I dengan temperatur 1200C, sebelum juice masuk ke BP (Badan Penguapan) terlebih dahulu BP II, III, IV, V di panaskan dengan suhu uap bekas dengan secara continyu  dari uap BP sebelumnya. Kemudian nira (juice) masuk 1/3 dari pipa dan masuk ke pipa-pipa calandria, setelah juice masuk ke BP I, juice di panaskan dengan uap bekas suhu 1200C sehingga terjadi tekanan BP I 104,1 KPa, setelah di panaskan uap nira bekas BP I masuk ke BP II dan sisa uapnya di bleeding, kemudian untuk nira masuk ke BP II dan untuk kondensat BP I untuk mensuplay air di boiler. Setelah BP I nira di panaskan kembali di BP II dengan suhu 1050C dan sehingga mendapat tekanan 49 KPa, Kemudian uap nira (juice) bekas BP II masuk ke BP III  dan sisa uapnya ke bleeding. Lalu nira dari BP II masuk ke BP III, dan untuk kondensat dari BP II menjadi air panas dan di tampung ke hot water tank. Begitu seterusnya untuk BP III, IV, V, dengan uap nira dan kevakuman yang berbeda. BP III : nira dipanas dengan uap bekas bersuhu 900C, dan kevakuman 11,0 KPa. BP IV : nira dipanas dengan uap bekas bersuhu 800C, dan kevakuman 31,5 KPa. BP V : nira dipanaskan dengan uap bekas bersuhu 650C, dan kevakuman 20 KPa. Kondensat BP III, IV, V ke hot water tank. Uap BP V di pompa ke kondensor kemudian di sepray dengan menggunakan pompa injeksi (air pendingin), lalu masuk ke pump house untuk di dinginkan kembali. Sedangkan nira hasil dari penguapan di tampung pada syrup tank.
Pada syrup tank di pompa ke raw boiling, Nira kental yang sudah di uapkan (syrup) digunakan sebagai bahan masakan pada pan C dengan di campr fondant (bibit gula) sebanyak 2000 cc dan di campur dengan B mool sebagai pembesaran kristal. Lama masakan pada pan C ialah 8 jam, setelah itu masakan di turunkan pada penampung C seed receiver dan di pompa di CVP C sebagai pembesaran kristal dengan di beri makanana B mool. Setelah kristal mencapai ukuran 0,3 – 0,4 mm setelah itu hasil masakan turun ke C mascuite receiver, kemudian di dinginkan pada palung pendingin (Vertikal Crystalizer) agar mool lebih melekat pada kristal. Kemudian C mascuite di panaskan  pada reheater, setelah di panaskan C mascuite di kirim ke putaran (centrifugal) untuk di pisahkan anatara kristal dengan moolnya. Hasil putaran masakan C menghasilkan C magma dan C mool (final molasses). C mool (final molasses) akan ditimbang untuk mengetahui beratnya , kemudian di pompa ke tanki penimbunan molasses dan di gunakan sebagai bahan baku etanol.
C magma di gunakan sebagai bahan masakan pada pan B, dengan penambahan A mool sebagai pembesaran kristal dengan ukuran kristal 0,6 – 0,7 mm, waktu masakan 4 jam. Masakan di turunkan di B seed receiver dan di pompa ke CVP B, di tambah A mool sebagai penguatan kristal. Hasil dari CVP B turun ke C mascuite receiver, dan di tampung ke feed mixer sebagai penampungan sementara, lalu masuk ke centrifugal B untuk di pisahkan kristal dengan larutan induknya (molasses). Hasil dari centrifugal B, B magma dan B mool. B mool digunakan sebagai pembesaran kristal pada pan C dan CVP C.
B magma digunakan sebagai bahan masakan A, dengan penambahan syrup sebagai pembesaran kristal, dengan ukuran kristal 0,8 -1,1 mm waktu masakan 2 jam.  Masakan di turunkan di A seed receiver dan di pompa ke CVP A, di tambah syrup sebagai penguatan dan pembesar kristal . Hasil dari CVP A turun ke A mascuite receiver, dan di tampung ke feed mixer sebagai penampungan sementara, lalu masuk ke centrifugal A untuk di pisahkan kristal dengan larutan induknya (molasses). Hasil dari centrifugal A1, A magma dan A mool. A mool di gunakan sebagai pembesar kristal pada pan B dan CVP B, A magma di pompa ke penampungan A magma receiver, dan di tampung ke feed mixer sebagai penampungan sementara agar material yang masuk ke centrifugal tidak terlalu deras. lalu masuk ke centrifugal A1 untuk di pisahkan kristal dengan larutan induknya (molasses). Hasil dari centrifugal A2 ialah A mool dan gula A2, yang akan di leburkan kembali pada stasiun purification dan di bawa dengan belt conveyor.
Pada stasiun Purification gula A2 di lebur kembali pada raw melter menggunakan air panas dengan suhu 80 0c – 850c setelah di lebur liquor di pompa ke dsm screen untuk di saring kembali, hasil dari dsm screen di tampung pada tangki raw liquor kemudian di pompa ke karbonator didalam  karbonator  terjadi pencampuran susu kapur dengan gas CO2 untuk menaikan ph dan menjernikan liquor hasil dari karbonator di tampung pada karbonator tank, dari karbonator tank liquor di pompa ke filter press untuk di saring kembali dengan pencampuran filter aid agar liqur tidak menempel pada kain penyaring nya, hasil dari filter press di tampung dalam tangki fine liquor.
Pada tangki fine liquor di pompa ke tick liquor tank pada stasiun refinery, Liquor masuk ke badan vacum pan I, dengan pyurity tertentu. Jika timbul kristal palsu tambahkan air panas untuk menghilangkannya. Jika kekentalan sudah tercapai masukkan seed yang di ambil dari vacuum seed,lalu buka air panas untuk merapatkan kristalnnya untuk pertumbuhan kristal feeding material RO1 untuk pembesar kristal dan untuk menaikan level ketinggian masakan. Selama pertumbuhan kristal jaga kestabilan masakan dan mencegah timbulnya kristal palsu, jika timbul kristal palsu gunakan air panas untuk menghilangkannya. Waktu masakan pada badan vacum pan R1 selama 2 jam dengan brix 89-90 setelah itu masakan diturunkan pada penampungan R1 mascuite receiver dan feed mixer kemudian masuk ke stasiun putaran (centrifugal) untuk di pisahkan antara gula A1 (gula produk) dan RO1. RO1 di tampung pada tanki RO1 yang akan digunakan sebagai pembuatan seed pada refinery badan vacum pan 2 dengan penambahan fondan (bibit gula) sebanyak 200cc lama waktu masak 4 jam dengan brix 8-90. hasil dari refinery badan vacum pan 2 ditampung pada R02 mascuite dan feed mixer kemudian masuk ke stasiun putaran (centrifugal) untuk di pisahkan antara larutan kristal dengan induknya seed (magma) dan RO2. Seed di gunakan sebagai bibit gula pada refinery badan vacum pan 1, dan RO2 ditampug pada tanki penampung  RO2 kemudian di pompa pada tanki syrup.
Stasiun finishing merupakan tempat untuk proses terakhir dalam pembuatan gula produk di mana di stasiun finishing gula dibawa oleh screw conveyor dan bucket elevator kemudian gula di keringkan pada refined sugar dryer dan didinginkan pada refined sugar cooler, setelah didinginkan gula turun pada ayakan scalping untuk dipisahkan dengan gula-gula yang menggumpal  akan turun pada lump discharge conveyor dan akan di leburkan kembali pada lump melter, gula yang tidak menggumpal akan turun pada dryer dischage conveyor dan bucket yang akan di tampung pada blending bins,  dari penampungan blending bins, kemudian gula turun pada bins dischage conveyor dan bucket elevator dan gula melewati magnet bertujuan untuk mengambil gram gram atau logam yang ada pada gula, kemudian gula di saring pada refined sugar screen untuk memisahkan gula ukuran 0,8-1,1 mm dengan debu gula atau gula halus. Gula dengan ukuran 0,8-1.1 mm akan di tampung pada refined sugar bins kemudian di timbang pada sugar weiger dengan berat neto 50 kg, debu gula atau gula halus akan di lebur kembali pada lump melter.

No comments:

Post a Comment