Monday 19 October 2015

MEKANISASI



JENIS-JENIS BAJAK
Bajak adalah alat yang digunakan dalam pertanian awal untuk budidaya di tanah untuk persiapan penanaman bibit atau tanaman.
Pengolahan tanah merupakan suatu usaha manusia untuk mengubah sifat-sifat tanah sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki manusia. Pembukaan tanah (land clearing) ataupun penyiapan tanah/pengolahan tanah diawali dengan mengubah tanah asli menjadi tanah-tanah yang siap tanam. Secara umum pengolahan tanah dalam usaha pertanian bertujuan untuk :
1.  Menciptakan kondisi fisik, khemis dan biologis tanah menjadi lebih baik
2.  Membunuh gulma dan tanaman yang tidak diinginkan
3.  Menempatkan sisa-sisa tanaman (seresah) pada tempat yang sesuai agar dekomposisi berjalan dengan baik.
4.  Menurunkan laju erosi
5.  Meratakan tanah untuk memudahkan pekerjaan di lapangan
6. Menyatukan pupuk dengan tanah
7.  Mempersiapkan tanah untuk mempermudah pengaturan irigasi

Bajak /plow (peralatan pengolahan tanah pertama)
Bajak berdasarkan bentuk dan kegunaannya dibedakan atas : bajak singkal (moldboard plow), bajak piringan (disc plow), bajak putar (rotary plow), bajak pahat (chisel plow), bajak tanah bawah (sub soil plow).

a.Bajak singkal (moldboard plow)
Bajak singkal termasuk bajak yang paling tua. Di Indonesia bajak singkal inilah yang paling sering digunakan oleh petani untuk melakukan pengolahan tanah, dengan tenaga ternak hela sapi atau kerbau sebagai sumber daya penariknya.

Secara umum bajak singkal dibedakan atas 2 jenis, yaitu bajak singkal satu arah (one-way moldboard plow) dan bajak singkal dua arah (two-way moldboard plow). Bajak singkal satu arah adalah jenis bajak singkal dimana pada waktu pengolahan tanah akan melempar dan membalik tanah hanya pada satu arah saja. Sedangkan bajak singkal 2 arah pada waktu mengolah tanah arah pelemparan atau pembalikan tanah dapat diatur 2 arah, yaitu ke kanan dan ke kiri. Bagian-bagian utama dari bajak singkal yang aktif mengolah tanah adalah pisau bajak (share), singkal (moldboard) dan penstabil bajak (landside).
Bajak singkal
(Moldboard plow)
Fungsi dari pisau bajak adalah untuk memotong tanah secara horisontal. Biasanya alat ini terbuat dari logam yang berbentuk tajam. Singkal berfungsi untuk menghancurkan dan membalik tanah, karena bentuknya yang melengkung maka pada waktu bajak bergerak maju, tanah yang terpotong akan terangkat ke atas dan kemudian dibalik dan dilemparkan sesuai dengan arah pembalikan bajak. Landside berfungsi untuk mempertahankan gerak maju bajak agar tetap lurus, dengan cara menahan atau mengimbangi gaya kesamping yang diterima bajak singkal pada waktu bajak tersebut digunakan untuk memotong dan membalik tanah.
Untuk meyempurnakan hasil kerjanya, selain bagian-bagian utama di atas, bajak singkal juga dilengkapi dengan perlengkapan tambahan, yaitu roda alur penstabil (furrow wheel), roda dukung (land wheel), kolter, jointer dan kerangka.
Furrow wheel berfungsi untuk menjaga kestabilan pembajakan. Land wheel berfungsi untuk mengatur kedalaman sehingga kedalamannya konstan. Kolter berfungsi untuk memotong seresah dan memotong tanah ke arah vertikal sehingga pembalikan tanah menjadi lebih ringan dan biasanya dipasang di depan bajak serta berada sedikit di atas mata bajak. Jointer berfungsi untuk memungkinkan penutupan seresah lebih sempurna dalam pembajakan, terpasang di atas pisau bajak dengan kedalaman kerja + 5 cm. Pada kerangka terdapat titik penggandengan yang nantinya akan dirangkaikan dengan sumber daya penariknya.
Penggunaan bajak singkal ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain : pembalikan tanah lebih seragam pada tiap petak tanah yang diolah, lebih praktis untuk pengolahan tanah sistem kontur, tidak menimbulkan alur mati (dead furrow) atau alur punggung (back furrow) sehingga pembajakan lebih rata. Bajak singkal dapat dipergunakan untuk mengait dan mencacah gulma, serta pembajakan di bawah vegetasi hijau yang tinggi. Bajak ini bekerja dengan ditarik oleh penggandeng misalnya traktor. Namun bajak jenis ini konstruksinya biasanya lebih berat dan lebih rumit, sehingga untuk ukuran yang besar perlu dilengkapi sistem hidrolis untuk pemutaran mata bajaknya, dengan tenaga operator yang lebih terampil.
 

b.Bajak piringan (disc plow)
Bajak piringan fungsinya sama dengan bajak singkal, yaitu untuk pengolahan tanah pertama tetapi singkalnya diganti dengan piringan. Piringan bulat seperti parabola dan berfungsi untuk memotong dan membalik tanah.
 
c.Bajak putar (rotary plow)
Pengolahan tanah dengan bajak akan menghasilkan bongkahan-bongkahan yang besar, sehingga biasanya masih diperlukan tambahan pengerjaan untuk memperoleh keadaan tanah yang lebih halus lagi.

Dengan menggunakan bajak putar pengerjaannya hanya dilakukan sekali tempuh. Bajak putar ini dapat digunakan pada tanah yang kering maupun tanah sawah, kadang-kadang juga digunakan untuk mengerjakan tanah kedua dan juga dapat digunakan untuk melakukan penyiangan atau pendangiran. Penggunaan bajak rotari untuk pengolahan tanah dapat memberikan hasil yang lebih baik (baik untuk tanah kering maupun tanah basah).
Bajak putar (rotary plow)
Untuk mengatasi lengketnya tanah pada pisau maka dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah pisau dan mempercepat putaran pada rotor dan memperlambat gerakan maju. Makin cepat perputaran rotor akan lebih banyak daya yang digunakan, namun akan diperoleh hasil penggemburan yang lebih halus.
Rotari memiliki bagian-bagian yang sangat penting, yaitu : pisau, poros putar, rotor, penutup belakang (rear shield) dan roda dukung (land wheel). Pisau berfungsi untuk mencacah tanah pada waktu pengolahan tanah dengan bajak putar, pisau-pisau potong biasanya dipasang pada poros yang digerakkan horisontal yang bekerja dengan 300 putaran per menit. Rotor berfungsi sebagai tempat pemasangan pisau-pisau dari bajak putar. Rear shield berfungsi untuk membantu penghancuran tanah, adanya penutup belakang ini memungkinkan tanah lebih hancur karena tanah yang terlempar dari pisau terbentur pada penutup. Land wheel berfungsi untuk mengatur kedalaman pengolahan tanah.
Prinsip kerja dari rotary ini adalah : pisau-pisau dipasang pada rotor secara melingkar sehingga beban terhadap mesin merata dan dapat memotong tanah secara bertahap. Sewaktu rotor berputar dan alat bergerak maju maka pisau akan memotong tanah. Luas tanah yang terpotong dalam sekali pemotongan tergantung pada kedalaman dan kecepatan bergerak maju. Gerakan putaran rotor-rotor (pisau-pisau) diakibatkan daya dari rotor yang diteruskan melalui sistem penerusan daya khusus sampai ke rotor tersebut.

d.Bajak pahat (chisel plow)
Dalam pengolahan tanah, bajak pahat berfungsi untuk merobek dan menembus tanah dengan menggunakan alat yang menyerupai pahat atau ujung sekop sempit yang disebut mata pahat atau chisel point. Mata pahat ini terletak pada ujung tangkai atau batang yang disebut bar.
Adapun fungsi dari baja pahat adalah untuk memecahkan tanah yang keras dan kering, dan ini biasanya dilakukan sebelum pembajakan untuk tanah tertentu, digunakan untuk pengerjaan pada tanah bawah, dipergunakan pada tanah yang berjerami dan untuk menutup sisa-sisa perakaran yang berada dalam tanah dan juga berfungsi untuk memperbaiki infiltrasi air pada tanah sehingga dapat mengurangi erosi.
Pada dasarnya bajak pahat ini dipakai untuk pembajakan dangkal maupun pembajakan dalam sampai kedalaman 45 cm atau lebih tergantung pada keperluan dan jenis mata pahatnya. Jenis dan lebar alat bervariasi tergantung dari keperluan dan sumber daya penariknya.
 
e.Bajak tanah bawah (sub soil plow).
Bajak tanah bawah berfungsi untuk merobek dan menembus lapisan tanah sub soil dengan menggunakan alat yang menyerupai pahat namun ukuran dan kedalamannya lebih besar.
GARU / PERATA (HARROW)
Garu berdasarkan bentuk dan kegunaannya dibedakan atas : garu piringan (disc harrow), garu bergigi paku (spikes tooth harrow), garu bergigi per (springs tooth harrow) dan garu-garu untuk pekerjaan khusus (spesial harrow).
a.Garu piringan (disc harrow)
Pada prinsipnya peralatan pengolah tanah ini hampir menyerupai bajak piringan, khususnya bajak piringan vertikal. Perbedaannya hanya terletak pada ukuran, kecekungan dan jumlah piringannya.
Garu piringan mempunyai ukuran dan kecekungan piringan yang lebih kecil dibandingkan dengan bajak, hal ini disebabkan pada pengolahan tanah kedua dilakukan lebih dangkal dan tidak diperlukan pembalikan tanah yang efektif seperti pengolahan tanah pertama.
Bagian-bagian utama dari garu piringan adalah piringan, poros piringan, penggarak piringan dan kerangka. Piringan berfungsi untuk memotong, mengangkat dan menghancurkan serta membalik tanah. Poros piringan berfungsi sebagai tempat bertumpu dan berputarnya piringan. Penggarak piringan berfungsi untuk menjaga piringan tetap bersih. Kerangka atau batang rangkaian berfungsi untuk merangkai piringan-piringan. Bila sistem penggandengan dengan daya penariknya sistem hela trailing maka garu piringan akan dilengkapi dengan roda dukung. Konstruksi garu piringan biasanya terdisi atas dua rangkaian piringan atau empat rangkaian piringan. Ditinjau dari proses penghancuran tanah, langkah penggaruan dibedakan atas penggaruan satu aksi (single action) dan penggaruan dua aksi (double action).
 
b.Garu bergigi paku (spikes tooth harrow)
Sering juga disebut sebagai garu sisir. Garu sisir ini ditarik hewan, umumnya giginya terbuat dari kayu dan biasanya digunakan untuk mengolah tanah sawah yang dalam keadaan basah sebagai pekerjaan lanjutan dari pengolahan tanah pertama dengan bajak singkal. Garu bergigi paku yang ditarik dengan tenaga traktor gigi-giginya terbuat dari logam yang dipasang pada batang penempatan dengan disusun secara berselang-seling antar batang penempatan yang satu dengan lainnya.

Bagian-bagian utamanya terdiri atas : gigi paku, batang penempatan dan kerangka penguat. Gigi-gigi paku berfungsi untuk meratakan dan menghaluskan tanah, paku terpasang pada suatu batang dan garu terpasang pada beam. Garu bergigi paku ini digunakan untuk meratakan dan menghaluskan tanah sesudah pengolahan tanah pertama (pembajakan), alat ini lebih cocok digunakan untuk tanah yang mudah hancur. Alat ini cukup efektif untuk memberantas tanaman pengganggu khususnya yang masih kecil-kecil atau yang baru tumbuh.
 


No comments:

Post a Comment